by Rafi'y (@raffhy29)
Pada tahun 1902 (43 tahun lagi Indonesia merdeka) seorang kapten laut Eropa yang bekerja di sungai Gambia Afrika Barat, sebut saja namanya Dadis Gamba, panggilan akrabnya Daga. Si Daga mengalami gejala klinis aneh, seperti demam, sakit kepala, sakit sendi, ginjal, kelenjar limfe, kurang darah dan juga kurang duit (eh pantasan, mimin juga sakit kepala klo kurang duit).
Setelah diperiksa oleh dokter tetangga, ternyata beberapa hari yang lalu si Daga pernah digigit oleh serangga pengisap darah. Dia menghisap darah doang yg emang jdi makanannya, tidak menghisap uang rakyat seperti para target KPK.
Serangga ini lazim dipanggil Lalat Tsetse, nama kerennya sih Glassina palpalis. Tsetse ini sukanya menghisap berbeda dengan lalat yang sering nongkrong di makanan kita yang sukanya menjilat-jilat. Namun, bukan lalat tsetse yang bikin si Daga jadi aneh begitu, tapi organisme Protista yang hidup di dalam tubuh Lalat Tsetse. Protista yang nama pendeknya adalah Pano (bukan panu yah) dan panjangnya sih Trypanosoma gambiense.
Ketika diamati pergerakan Pano ternyata sangat cepat dan lincah (motor yamaho mah lewat) di dalam darah. Pano menginvasi kelenjar limfe dan bagian syaraf pusat si Daga. Penyakit ini kemudian di daulat sebagai Penyakit Tidur Afrika, kalo di kampungnya si bule disebut African Sleeping Sickness. Beda lagi kalau gejalanya adalah lemah, bingung, suka menghayal, mata sembab, suka ngelantur sendiri dan suka kejang-kejang pas liat mantan, penyakit itu namanya galau alay anmuf on.
Hmmm, klo ada Anggota Dewan yang tertidur pulas saat sedang rapat membahas tentang rakyat dan pas bangun dia minta kenaikan Gaji. Ada kemungkinan dia terjangkit penyakit Money More Sleeping Again. Coba pestisidain mereka, klo keracunan berarti mereka hama!
Pada tahun 1902 (43 tahun lagi Indonesia merdeka) seorang kapten laut Eropa yang bekerja di sungai Gambia Afrika Barat, sebut saja namanya Dadis Gamba, panggilan akrabnya Daga. Si Daga mengalami gejala klinis aneh, seperti demam, sakit kepala, sakit sendi, ginjal, kelenjar limfe, kurang darah dan juga kurang duit (eh pantasan, mimin juga sakit kepala klo kurang duit).
Setelah diperiksa oleh dokter tetangga, ternyata beberapa hari yang lalu si Daga pernah digigit oleh serangga pengisap darah. Dia menghisap darah doang yg emang jdi makanannya, tidak menghisap uang rakyat seperti para target KPK.
Serangga ini lazim dipanggil Lalat Tsetse, nama kerennya sih Glassina palpalis. Tsetse ini sukanya menghisap berbeda dengan lalat yang sering nongkrong di makanan kita yang sukanya menjilat-jilat. Namun, bukan lalat tsetse yang bikin si Daga jadi aneh begitu, tapi organisme Protista yang hidup di dalam tubuh Lalat Tsetse. Protista yang nama pendeknya adalah Pano (bukan panu yah) dan panjangnya sih Trypanosoma gambiense.
Ketika diamati pergerakan Pano ternyata sangat cepat dan lincah (motor yamaho mah lewat) di dalam darah. Pano menginvasi kelenjar limfe dan bagian syaraf pusat si Daga. Penyakit ini kemudian di daulat sebagai Penyakit Tidur Afrika, kalo di kampungnya si bule disebut African Sleeping Sickness. Beda lagi kalau gejalanya adalah lemah, bingung, suka menghayal, mata sembab, suka ngelantur sendiri dan suka kejang-kejang pas liat mantan, penyakit itu namanya galau alay anmuf on.
Hmmm, klo ada Anggota Dewan yang tertidur pulas saat sedang rapat membahas tentang rakyat dan pas bangun dia minta kenaikan Gaji. Ada kemungkinan dia terjangkit penyakit Money More Sleeping Again. Coba pestisidain mereka, klo keracunan berarti mereka hama!
Komentar
Posting Komentar